(MedSos : Berkah atau Musibah bagi Toleransi dan Keberagaman?)
sumber : http://forum.viva.co.id/indeks/threads/15 -permainan-tradisional-agar-anak-lebih-aktif-bag-1.1977845/ |
Aku.
Aku bukanlah warga Indonesia asli,
begitulah bisa ku sampaikan. Hal ini terjadi, karena ayah dan ibuku merupakan
warga keturunan etnis Tionghoa.
Kehidupanku dahulu, tidak layaknya kehidupanku yang sekarang ini. Sebagai anak
dari seorang keturunan etnis ini, aku menerima banyak pelajaran
baru dalam kehidupanku. Dari rasa sabar, rendah hati, ikhlas dan rasa-rasa
lainnya yang tidak dapat aku sebutkan satu per satu. Semua ini menjadi kenangan
dalam album kehidupanku.
Aku mencoba untuk membuka album
itu, dan aku menemukan kondisiku dahulu diejek oleh temanku dengan sebutan “cina lole” – entah apa artinya, aku belum
mengetahuinya sampai detik ini –, di sampingnya ku tautkan kenangan
mengenai begitu banyak orang yang melempariku dengan petasan di kala Ramadhan, belasan tahun silam,
dan sedikit ku lirik mengenai banyaknya teman-temanku yang melempari rumahku
dengan petasan di pagi-pagi sahur. Itulah Merah-Jingga dalam pelangi kehidupanku. Tidak begitu susah untuk
dilupakan, namun ini pelajaran yang sangat berharga bagiku.
Penggalan kisah kehidupanku ini
kupersembahkan dalam tulisan ini. Mungkin tidak terlalu dramatis atau mungkin
sangat berlebihan. Penggalan kisah ini memberikanku satu nilai yang tidak akan
pernah aku lupakan dalam kehidupanku yaitu KEBERAGAMAN.
Keberagaman membangun salah satu sisi kehidupanku. Puisi-puisi yang mereka
lontarkan memang tidaklah sepedih kenyataan yang ada. Masih ada banyak
peristiwa yang mungkin lebih mengiris hati para pembaca. Namun, biarlah
semuanya itu hanya menjadi kisah dalam buku diary-ku.
KE-BE-RA-GA-MAN, Layaknya Kita Menentukan Siapakah Orangtua Kita di Dunia?
sumber : http://sinarharapan.co/news/read/140903148/ etika-kebersamaan-dalam-keberagaman |
Tentunya, tidak ada. Semua
keberagaman lahir dengan alamiah. Seorang Mantan Presiden RI, Gus Dur pernah berkata bahwa keragaman
adalah keniscayaan akan hukum Tuhan atas ciptaan-Nya. Oleh karena itu, keberagaman adalah salah satu aset kehidupan yang patut
dijunjung tinggi dan dihargai.
Keberagaman tidak akan hilang.
Bahkan, dalam perkembangan teknologi yang mutakhir saat ini, keberagaman telah
ikut terbawa di dalamnya. Salah satu diantaranya adalah dalam Media Sosial.
Salah satu akses yang menghubungkan setiap manusia dengan mudah tanpa mengenal
batas ruang dan waktu. Media yang memberikan
semua informasi terkini dan teraktual dengan sangat cepat. Tak terkecuali mengenai
keberagaman sosial dan budaya yang ada di masyarakat. Melalui media sosial atau
yang akrab disapa Medsos, segala keberagaman sosial dan
budaya dilebur menjadi satu dengan tidak meninggalkan keanekaragaman tersebut.
Nilai ini seakan terbingkai rapi bersama
dengan kemajuan medsos yang digandrungi oleh banyak kaum
muda. Mulai dari Facebook,
Twitter, Instagram, Path, Ask.fm, Line, WhatsApp dan berbagai medsos lainnya menyimpan nilai
keberagaman itu. Sebagai contoh, adalah bagaimana WhatsApp dan Line dapat mengumpulkan orang-orang
dari berbagai karakteristik dalam satu grup untuk berkomunikasi dan saling
bertukar pemikiran. Bagaimana media sosial tersebut memberikan
informasi-informasi berkaitan dengan suatu keyakinan untuk mengingatkan
umatnya, sembari juga memperkenalkan hal tersebut kepada orang lain, sehingga
rasa toleransi dapat terus
ditingkatkan. Media sosial memang
menyimpan banyak manfaat di dalamnya, tinggal bagaimana masyarakat - sebagai
pengguna (user) - memanfaatkannya. Akan menjadi
baik, jika kita pergunakan dengan
baik, begitu juga sebaliknya.
Media Sosial Menyimpan Nilai Kemasyarakatan
sumber : https://m.tempo.co/read/news/2014/01/04/172542116/ persaingan-media-sosial-makin-sengit-di-2014 |
Nila setitik, rusak susu sebelanga, mungkin inilah kata pepatah yang tepat untuk menggambarkannya. Sedikit sumbu api disulut, maka kebakaran dapat terjadi dimanapun, dan siapapun bisa menjadi sasarannya. Lahirnya media sosial, rupanya juga tidak terlepas jauh dari hal ini. Jika kita amati dengan cermat, akan ada banyak komunitas-komunitas radikal bermunculan di media sosial, bahkan mereka memanfaatkan media sosial untuk berinteraksi sebagaimana mestinya. Hal ini tidaklah salah, karena mereka juga memiliki kebebasan akan hal itu, selama mereka tidak mengganggu masyarakat.
Dunia telah membuka diri terhadap perkembangan teknologi sampai saat ini, dan ini memang sudah menjadi konsekuensi kita bersama. Kita sebagai warga pengguna media sosial sudah sepatutnya saling menjaga satu sama lain. Media sosial sejatinya hanya sebuah sarana yang diciptakan untuk mempermudah dan membantu aktivitas kehidupan manusia. Sehingga, apabila timbul suatu permasalahan dan bahaya dari media sosial, seharusnya yang kita lakukan adalah introspeksi diri bagaimana kita menggunakan sarana media sosial tersebut.
Mantap, ... kisah yang menginspirasi ...
BalasHapusGood Job, Toy ....
BalasHapusMedia Sosial ada sisi baiknya. Kita coba gunakan sisi baik tersebut
BalasHapus