.. kehidupan layaknya suatu putaran roda, ketika roda tersebut berada dibawah, pertanyaannya adalah apakah masih ada teman yang bisa mendorong roda tersebut untuk naik ke atas? -Anonim- |
Menilik dari arti katanya, Cyber Campus tersusun
atas kata Cyber yang
berarti dunia
maya, dan Campus yang
berarti perkuliahan atau kampus,
sehingga Cyber Campus dapat
diartikan sebagai suatu upaya dalam membentuk kampus di dunia maya. Cyber Campus juga
dapat didefinisikan sebagai suatu penerapan teknologi informatika dalam dunia
perkuliahan sehingga segala lininya dapat
diakses dengan mudah oleh para mahasiswa maupun khalayak umum.
Cyber Campus merupakan suatu terobosan yang dapat dikatakan sangat populer di masa modern ini. Bagaimana tidak? Hal ini dapat kita lihat bahwa hampir seluruh dari pendidikan tinggi di Indonesia bahkan di luar negeri pun, telah menerapkan sistem cyber campus ini, sehingga segala informasi mengenai pendidikan tinggi tersebut dapat diakses dengan efisien dan efektif, tanpa mempertimbangkan batas-batas ruang dan waktu yang ada.
Cyber Campus merupakan suatu terobosan yang dapat dikatakan sangat populer di masa modern ini. Bagaimana tidak? Hal ini dapat kita lihat bahwa hampir seluruh dari pendidikan tinggi di Indonesia bahkan di luar negeri pun, telah menerapkan sistem cyber campus ini, sehingga segala informasi mengenai pendidikan tinggi tersebut dapat diakses dengan efisien dan efektif, tanpa mempertimbangkan batas-batas ruang dan waktu yang ada.
Peralihan dalam Dunia Perkuliahan
Tak hanya disuguhkan dengan berbagai kemudahan akses
informasi pendidikan tinggi, cyber
campus juga memberikan kemudahan dalam proses belajar seperti e-learning, e-library dan
sebagainya; dalam proses input dan output data; dan terlebih dalam proses
mengajar.
Dengan sistem cyber
campus yang telah ada ini, seorang dosen dapat sangat mudah
menyampaikan materi pembelajaran tanpa memikirkan jarak dengan peserta
didiknya. Ia juga dengan mudah dapat membuat suatu laman yang memuat berbagai
materinya, sehingga semua peserta didiknya, dapat dengan mudah mengunduh (download), dan/atau
membacanya. Hal ini merupakan suatu kemajuan besar, dari sistem konvensional yang
terdahulu, seperti hanya mengajar di dalam kelas, menggandakan (fotocopy) materi
kemudian membaginya di dalam kelas, dan berbagai kegiatan lainnya. Tentu ini
menjadi daya tarik tersendiri dari sebuah cyber campus baik bagi para pengajar
maupun peserta didik mereka.
Dalam hal penerimaan mahasiswa baru, cyber campus bahkan
menjadi pilihan utama pendidikan tinggi ternama. Bukan hanya dalam segi
penyebaran informasi tentang penerimaan mahasiswa baru, namun juga berkaitan
dengan penginputan (upload) data
pribadi (foto, surat keterangan, ijasah, identitas dan sebagainya); pengumuman
peserta yang lolos; bahkan pelaksanaan tes yang dikenal dengan sistem Computer Based Test (CBT). Dengan teknologi
ini, calon mahasiswa pun tak perlu repot-repot menuju gedung terkait hanya
sekadar untuk mendaftar ulang dan/atau melengkapi data diri. Ditambah juga,
pihak pendidikan tinggi, tak perlu lagi menggandakan (fotocopy) soal
ribuan rim hanya untuk melaksanakan tes masuk.
Perlu Sumber Daya yang Memadai dalam
Mengembangkan Cyber Campus
Dalam mengaktualisasikan suatu konsep, maka diperlukan
beberapa sumber daya (resources) lain
sehingga dapat tercipta suatu hasil (product) yang
sesuai dengan konsep yang telah dibuat di awal. Tak lepas dari proses tersebut,
untuk mewujudkan cyber
campus juga diperlukan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya
yang tentu memadai, sehingga sistem cyber
campus ini dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Untuk menjalankan suatu cyber campus, kita juga
memerlukan ahli-ahli teknisi dalam informatika. Merekalah yang akan menjadi
tutor bagi para pengguna, menjadi pengatur layanan (server),
membentuk website dan link-link terkait
lainnya. Selain itu, juga dibutuhkan perlengkapan seperti komputer atau
laptop/notebook/netbook dan perangkat periferal lainnya
sehingga pengadaan cyber
campus dapat berjalan dengan baik. Dari sisi pengguna atau
penerima layanan seperti para mahasiswa dan khalayak umum, mungkin juga
dituntut atas fasilitas tersebut, namun di era modern ini, sudah banyak
menjamur (mushroom) warung-warung
internet (warnet) sehingga
mereka dapat dengan mudah menerima akses internet.
Sisi Gelap dari Cyber Campus
Layaknya setiap hal yang ada, pasti punya sisi positif
maupun negatif. Bisa kita bayangkan seperti sebuah mata uang logam yang
memiliki sisi gambar maupun sisi angka/nominal, keduanya menjadi pelengkap
untuk membentuk suatu mata uang logam, sehingga tak bisa dipungkiri bahwa sisi
negatif dan positif pasti selalu ada dalam suatu hal. Cyber campus sendiri
mematri sisi gelap pula. Dari segi sosial, penerapan cyber campus ini
menyebabkan kesenjangan. Mengapa
demikian? Sebab dalam penerapan cyber campus, maka akan
timbul sosok atau sekumpulan orang ber-laptop dan
sekumpulan orang ber-warnet ataupun
mengakses dengan media umum yang disediakan oleh pihak pendidikan tinggi.
Disini, secara tidak langsung akan menyebabkan keengganan (baca : malu-malu)
dalam pergaulan sosial. Namun, hal ini memang kembali lagi kepada pandangan dan
pemikiran manusianya sendiri.
Masih di sisi sosialnya, pelaksanaan cyber campus juga
membuat “orang-orang” terkadang berpikir bahwa pendidikan tinggi tersebut
adalah elit atau mewah. Sehingga, memicu keengganan (baca : kesalahpahaman)
yang mana ini dapat dikatakan sebagai missing-link.
Coba kita bayangkan jika hal ini benar-benar terjadi, dan ternyata orang
tersebut adalah orang yang cerdas, kompeten, dan dapat membawa Indonesia lebih
maju, betapa
ruginya bangsa ini?
Dilihat dari sisi etikanya, maka cyber campus sendiri
sebenarnya menyimpan pegas dalam mendorong degradasi
etika di masyarakat. Mengapa demikian? Kita lihat dari
hal paling sederhana, yaitu komentar (comment) dalam
setiap materi yang diunggah (upload) dan
dipublikasikan (publish).
Seseorang yang identitasnya tertutup oleh sebuah avatar atau
gambar diluar foto dirinya, dapat dengan mudah mengungkapkan ide pemikirannnya
tanpa mempedulikan etika berbahasa dan berpendapat. Hal ini bila dibiarkan
terus-menerus, maka akan menjadi kebiasaan bagi mereka dan teraplikasikan dalam
kehidupan nyata. Terkait dengan hal ini, tak sedikit dari pendidikan tinggi
yang men-disable-kan
penggunaan avatar,
sehingga identitas diri mahasiswa terkait dapat diakses transparan.
Namun, bagaimana
dengan masyarakat umum? Nila
setitik, rusak susu sebelanga, menilik dari peribahasa ini, pasti
para pembaca sudah mengerti apa yang penulis maksudkan. Semua ini kembali
kepada pandangan dan pemikiran manusia masing-masing.
Dan mungkin dari segi keamanan suatu pendidikan
tinggi, cyber campus dapat
dikatakan cukup rentan terhadap kejahatan cyber crime. Bentuknya pun beragam, dari
penjelekan nama baik dengan berbagai cara seperti meng-hack akun (account) atau website (baca :
situs) pendidikan tinggi terkait, atau penggunaan data-data kampus secara tidak
bertanggung jawab dan masih banyak yang lainnya. Di lain pihak, sisi positif dari suatu cyber campus, tentunya
sudah dapat dijawab oleh para pembaca masing-masing. Sambil menyelam minum air,
demikian peribahasa ini mengingatkan bahwa sambil kita menggunakan
fasilitas cyber
campus, kita juga telah belajar tentang apa manfaat dari cyber campus.
Bijak dalam Menanggapi Perkembangan
Bagaimana pun Cyber
Campus adalah suatu perkembangan di era modern ini. Dan
perkembangan ini harus dapat kita manfaatkan sebaik mungkin dan sebijak
mungkin. Apa
jadinya, kalau perkembangan itu tidak pernah ada? Dan apa jadi pula jika perkembangan itu
dibiarkan berkembang sebebas-bebasnya ? Tentu bukan hal
positif yang akan kita petik dari Cyber
Campus itu sendiri.
Cyber Campus lahir karena kita
membutuhkannya. Bak seorang bayi yang lahir, langkah selanjutnya adalah merawat
bayi tersebut hingga dapat mandiri dan memberikan manfaat pada lingkungan.
Begitu pula, Cyber
Campus yang telah lahir, maka sudah sewajarnya kita
merawat (maintain) dalam
berbagai segi Cyber
Campus itu sendiri, sehingga dapat terus memberikan manfaat
bagi keberlangsungan sistem pendidikan di Indonesia.
Dan bagi masyarakat, kita sebagai individu
pengguna cyber campus atau
yang secara langsung banyak terlibat dengan cyber campus, sudah sepatutnya menggunakan
fasilitas ini dengan bijaksana. Tidak membentuk suatu oknum (baca :
perusak) atau terlebih melakukan suatu tindakan cyber crime terutama
terhadap cyber campus.
Dan terakhir, jadilah sebagaimana peribahasa berkata “Dimana bumi dipijak disitulah
langit dijunjung”, dengan pengertian bahwa dimana pun para
pembaca berada, maka situlah etika
dan moral harus ditegakkan.
Demikian opini penulis tentang Cyber Campus yang
telah populer di masa ini. Penulis hanya berharap semoga perkembangan ini tidak
menjadi bumerang bagi kita semua, dan semoga perkembangan ini dapat
mengantarkan kita masuk ke
dalam pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, tak hanya mengantarkan kita ke depan
pintu gerbang kemerdekaan Indonesia. Sehingga, janji kemerdekaan sebagaimana
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 dapat dilunasi. Amin.
sumber
gambar : https://twitter.com/cybercampusukim
NB : blog ini sebagai
tugas PPSMB UGM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas saran, kritik, komentar dan tanggapan dari kalian. Semoga bisa menjadikan blog ini semakin baik.